Dewan Adat Dukung Pemusnahan Mahkota Cenderawasih: Demi Lindungi Simbol Kehidupan Papua

- Penulis

Rabu, 22 Oktober 2025 - 18:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Papua – Perdebatan publik muncul setelah video pemusnahan mahkota burung Cenderawasih oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua viral di media sosial. Banyak yang menilai tindakan itu sebagai bentuk penghinaan terhadap budaya Papua. Namun bagi Koordinator Perkumpulan Dewan Adat Suku Wilayah Tabi, Daniel Toto, peristiwa tersebut justru mencerminkan upaya melindungi warisan alam yang menjadi kebanggaan masyarakat Papua.

“Pemusnahan itu bukan pelecehan adat. Justru langkah tepat untuk mencegah penyalahgunaan dan perdagangan ilegal satwa dilindungi,” ujar Daniel.

Menurutnya, pemilik barang bukti sendiri yang mengajukan agar mahkota tersebut dimusnahkan karena khawatir akan konsekuensi hukum bila disimpan. “Jadi, keputusan itu diambil demi keamanan dan ketaatan pada aturan hukum,” tambahnya.

Baca Juga :  Menjelang PSU, Abner Krey Serukan Persatuan dan Stabilitas Keamanan di Papua

Bagi Daniel, yang terpenting adalah memahami konteks tindakan tersebut. BBKSDA Papua, kata dia, hanya menjalankan mandat undang-undang untuk melindungi satwa liar dari ancaman kepunahan. “Kita jangan mudah salah paham. Pemusnahan itu bagian dari tanggung jawab melindungi Cenderawasih agar tetap hidup di alam, bukan penghinaan terhadap simbol adat,” tegasnya.

Daniel juga menyinggung kebijakan yang pernah dikeluarkan mendiang Gubernur Papua Lukas Enembe, yaitu Surat Edaran Nomor 660.1/6701/Z tentang perlindungan satwa liar. Namun, delapan tahun berlalu, aturan turunan berupa Perdasi atau Perdasus belum juga terbit. “Saya harap MRP dan DPR Papua segera merumuskan regulasi yang lebih kuat untuk menjaga Cenderawasih dan satwa endemik Papua lainnya,” katanya.

Baca Juga :  Ondoafi Kayo Pulau Dukung Usulan 14 Kampung tentang Perda Keamanan Kota Jayapura

Ia pun menyampaikan permohonan maaf atas munculnya polemik di masyarakat dan mengajak seluruh pihak untuk tidak memperkeruh suasana.

“Mari kita rawat Cenderawasih bukan hanya sebagai lambang adat, tetapi sebagai bagian dari jati diri dan kehidupan orang Papua,” tutup Daniel Toto.(rd)

Berita Terkait

Bhayangkari Daerah Papua Ikuti Zoom Penyampaian Materi Musyawarah Bhayangkari Tahun 2025
Polri Untuk Masyarakat Bantu Rehab Fasilitas Umum
Tim Regu II Siaga Polres Tolikara Laksanakan Patroli Kamtibmas di Wilayah Karubaga
Dialog Interaktif Polisi Menyapa: Tertib Berlalulintas dan Pajak Menuju Papua Sejahtera
Tokoh Pemuda Papua Dukung Penegakan Hukum terhadap KKB di Papua
Arius Tabuni, Mantan Komandan OPM, Resmi Kembali ke NKRI dan Ajak Rekan Seperjuangan Wujudkan Papua Damai
Polres dan Bhayangkari Tolikara Dukung Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-61
Sat Polairud Polres Merauke Ikuti Giat Donor Darah Dalam Rangka HUT Ke-80 Korps Brimob Polri
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 18:39 WIB

Bhayangkari Daerah Papua Ikuti Zoom Penyampaian Materi Musyawarah Bhayangkari Tahun 2025

Senin, 17 November 2025 - 06:09 WIB

Polri Untuk Masyarakat Bantu Rehab Fasilitas Umum

Senin, 17 November 2025 - 06:08 WIB

Tim Regu II Siaga Polres Tolikara Laksanakan Patroli Kamtibmas di Wilayah Karubaga

Kamis, 13 November 2025 - 17:09 WIB

Dialog Interaktif Polisi Menyapa: Tertib Berlalulintas dan Pajak Menuju Papua Sejahtera

Kamis, 13 November 2025 - 16:44 WIB

Tokoh Pemuda Papua Dukung Penegakan Hukum terhadap KKB di Papua

Berita Terbaru

Mabes

Polri Bentuk Tim Pokja Tindak Lanjuti Putusan MK

Senin, 17 Nov 2025 - 19:28 WIB