Menhut Raja Juli Antoni Minta Maaf, Kasus Mahkota Cenderawasih Jadi Cermin Pentingnya Kearifan Lokal

- Penulis

Senin, 3 November 2025 - 18:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Denpasar – Permintaan maaf Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni atas pembakaran Mahkota Cenderawasih oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua bukan sekadar bentuk penyesalan, melainkan sinyal kuat bahwa kebijakan lingkungan hidup di Indonesia harus lebih sensitif terhadap nilai budaya masyarakat adat.

Dalam pernyataannya di Denpasar, Bali, Senin (27/10/2026) lalu , Raja Juli mengakui bahwa tindakan pemusnahan barang bukti berupa mahkota Cenderawasih dilakukan sesuai prosedur hukum dalam penegakan aturan perdagangan satwa dilindungi. Namun, ia menegaskan, hukum formal tidak boleh menafikan konteks sosial dan kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat.

“Atas nama Kementerian Kehutanan, saya mohon maaf. Kami akan menginventarisasi kembali hal-hal yang dianggap tabu atau sakral oleh masyarakat, agar ke depan tidak terjadi pelanggaran nilai seperti ini,” ujarnya.

Pernyataan itu sekaligus menunjukkan pengakuan bahwa kebijakan berbasis regulasi sering kali gagal membaca makna simbolik yang melekat pada benda-benda budaya. Mahkota Cenderawasih bukan sekadar hasil olahan satwa endemik, tetapi juga lambang martabat dan identitas masyarakat Papua. Tindakan pembakaran, meskipun legal, jelas menyinggung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

Baca Juga :  Hari Kelima Program Pemulihan Profesi PNPP Polda Papua, Personel Dibekali

Sebagai bentuk tanggung jawab, Menhut mengutus pejabat eselon satu untuk berdialog langsung dengan Majelis Rakyat Papua (MRP) dan perwakilan mahasiswa. Langkah ini patut diapresiasi sebagai upaya membangun komunikasi dua arah antara pemerintah pusat dan daerah, sesuatu yang kerap absen dalam praktik birokrasi.

Lebih jauh, Raja Juli menyoroti persoalan utama di balik kontroversi ini: keberlanjutan spesies Burung Cenderawasih itu sendiri. Ia mengingatkan bahwa pelestarian burung endemik Papua menghadapi tantangan besar, dari habitat hingga perilaku spesies yang sulit ditangkarkan.

Baca Juga :  Dialog Interaktif Bahas “Mari Kita Menjaga Kamtibmas di Kota Jayapura” Di Stasiun LPP RRI Jayapura

“Banyak jenis Cenderawasih yang tidak berhasil dikembangbiakkan. Mereka sensitif terhadap suhu dan pencahayaan. Hanya satu jenis yang sejauh ini berhasil diternakkan,” ujarnya.

Dalam rapat tersebut, anggota Komisi IV DPR RI, Sulaeman L. Hamzah, turut menegaskan pentingnya langkah pemerintah dalam meredam keresahan publik. Ia mengingatkan bahwa Mahkota Cenderawasih memiliki makna sakral dan kerap digunakan dalam upacara resmi penyambutan pejabat negara.

Kritik itu tak berlebihan. Kasus ini mengungkap benturan laten antara penegakan hukum dan penghormatan budaya lokal. Ketika hukum berdiri tanpa empati, ia kehilangan legitimasi sosialnya. Sebaliknya, ketika adat dibiarkan menafikan hukum, negara kehilangan wibawanya.

Karena itu, permintaan maaf Menhut seharusnya menjadi momentum refleksi: bahwa konservasi bukan hanya tentang melindungi satwa, tetapi juga menjaga makna dan martabat manusia yang hidup bersamanya.(rd)

Berita Terkait

BTC Polres Fakfak Torehkan Prestasi Gemilang di Kejuaraan Taekwondo Bupati Cup Fakfak Iii Tahun 2025
Willem Wandik Desak Perdasus Perdamaian Papua Tengah
DGP-STTWPJ Gelar Festival Literasi dan Resiliensi Papua
Respons Personel Polsek Elikobel tanggani peristiwa Laka Lantas di jalan Trans Papua KM.188
Sat Narkoba Polres Merauke Gagalkan Produksi Minuman Lokal Jenis Sopi Terbesar di Kabupaten Merauke
Operasi Zebra Cartenz Hari Kedua, Ditlantas Polda Papua Tegur 122 Pengendara
Operasi Zebra 2025, Sat Lantas Tolikara Gelar Sosialisasi
Bhayangkari Daerah Papua Ikuti Zoom Penyampaian Materi Musyawarah Bhayangkari Tahun 2025
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 20:24 WIB

BTC Polres Fakfak Torehkan Prestasi Gemilang di Kejuaraan Taekwondo Bupati Cup Fakfak Iii Tahun 2025

Selasa, 18 November 2025 - 19:36 WIB

Willem Wandik Desak Perdasus Perdamaian Papua Tengah

Selasa, 18 November 2025 - 19:08 WIB

DGP-STTWPJ Gelar Festival Literasi dan Resiliensi Papua

Selasa, 18 November 2025 - 16:32 WIB

Respons Personel Polsek Elikobel tanggani peristiwa Laka Lantas di jalan Trans Papua KM.188

Selasa, 18 November 2025 - 16:31 WIB

Sat Narkoba Polres Merauke Gagalkan Produksi Minuman Lokal Jenis Sopi Terbesar di Kabupaten Merauke

Berita Terbaru

Daerah

Willem Wandik Desak Perdasus Perdamaian Papua Tengah

Selasa, 18 Nov 2025 - 19:36 WIB

Daerah

DGP-STTWPJ Gelar Festival Literasi dan Resiliensi Papua

Selasa, 18 Nov 2025 - 19:08 WIB