Papua – Kepada semua saudara-saudara kaum beriman atau kaum beragama di tanah Papua kita adalah satu keluarga, satu pulau tuhan menempatkan kita di pulau ini kemudian Tuhan juga lah yang berkehendak kita menjadi suku ini Kita menjadi agama ini itu semuanya tanpa pernah kita merencanakan, tetapi kita menjadi sesuatu yang sifatnya natural law secara alamiah kita menjadi satu keluarga yang kemudian
kecenderungannya beda-beda.
“Kami juga meminta seluruh masyarakat Papua terutama pasca PSU Ini agar kita tetap menjaga persaudaraan dan terutama dalam menggunakan media sosial kiranya saudara sekalian dapat mencerna dan bijak menggunakannya, sehingga dapat menjaga toleransi antar sesama kita sebagai warga rakyat papua,”ucap asso.
Siapapun pemimpin kita entah itu pendukung BTM maupun MDF Itu adalah penimpin kita mereka adalah para penimpin yang menjadi pemimpin untuk melihat tidak hanya satu golongan tapi semua kita sehingga dalam pesta demokrasi menang dan kalah itu sesuatu hal yang biasa sekali biasa, kepemimpinan itu sifatnya giliran karena itu untuk menjaga kerukunan menjaga antar pendukung, saya menghimbau “saudara-saudaraku agar menggunakan media sosial itu pada batas-batas yang sewajarnya karena politik itu bukan agama, politik adalah hal yang sifatnya filsafat orang bilang bahwa politik itu menata tentang tata kehidupan dunia, berbeda kamar dengan agama, agama mengatur tentang setelah manusia mati karena itu tidak ada hubungannya,” terangnya.
Untuk itu, marilah kepada seluruh para pendukung paslon 1 maupun paslon 2 menahan diri dan secara bijak menggunakan media sosial itu secara wajar, secara dewasa dan menahan diri untuk tidak menyerang, melukai sesama itu harus dihindari karena bagaimanapun, siapapun pemimpinnya mereka adalah pemimpin kita yang akan membawa tugas tanggung jawab berat untuk bagaimana menciptakan kemakmuran untuk kesejahteraan seluruh masyarakat papua dari kemajemukan, dari pluralisme, dari berbagai aneka ragam suku dan agama. “Hal ini siapapun terpilih sebagai pemimpin, sebagai Gubernur akan melihat semua itu tidak hanya satu golongan dan itulah yang kemudian kita layak pilih untuk memimpin menjadi pemimpin di negeri ini,” tegasnya.
Saya mengingatkan kemabli, agar kita jangan terlalu berlebihan dalam menggunakan media sosial, ini secara tidak langsung dapat membuang energi, itu hanya membuat pengkotak-kotakan persaudaraan kita, dengan ini “saya mengajak untuk menghindari hal-hal yang seperti itu dan siapapun terpilih dan siapapun yang diputuskan mari kita sama-sama dukung demi kemajuan Papua.”terangnya.
Sebagai negara demokrasi itu dianjurkan sehingga nanti secara bertanggung jawab menjadi oposisi, tetapi kalau menghujat, memaki, menyerang, menghasut orang dan lain sebagainya itu akan menciptakan chaos dan itu yang harus kita dihindari bersama. Himbauan saya selaku tokoh muslim Papua, agar kita semua menghindarkan diri dari hal-hal yang akan merusak kerukunan antar kita sesama warga Papua dan juga antara umat beragama, sekian terima kasih Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”tutupnya.(rd)